Berikut jenis tanaman (buah, bunga, sayur, dan obat) dan sentra produksi di nusantara, beserta varietas unggul dari tanaman tersebut.

JENIS TANAMAN
JENIS
SENTRA PRODUKSI
VARIETAS UNGGUL
BUAH
Manggis
Tasikmalaya
Manggis
Jeruk 
Garut
Siem, Batu, Keprok, Bali, Purut
Rambutan
Subang, Malang, Blitar
Rapiah, Aceh, Binjai
Pisang
Cianjur, malang, Medan
Pisang Batu, Gajih, Ambon
Durian
Bogor, Blitar, Medan
Monthong, Medan
Nanas
Subang
Nanas merah, Kuning
Kopi
Sumbermanjing, Medan
Kopi Robusta, Kopi Gayo
Sawo
Malang
Sawo Kecik
Mangga
Pasuruan
Gadung, Golek, Madu
BUNGA
Bunga Mawar 
Batu, Jawa Barat
Mawar Merah, Mawar Putih
Bunga Sedap Malam 
Trunojoyo, Jawa Barat
Dian Arum, Roro Anteng
Bunga Anggrek 
Jakarta, Batu, Bogor
Rahagumi
Bunga Krisan
Cipanas, Cianjur, Sukabumi
Krisanium maxim
Bunga Gladion 
Parangpong, Bandungan
White Goodness, Priscilla
SAYUR
Seledri
Desa Sukasari
Seledri daun
Tomat 
Jawa Timur, Jawa Barat
Tomat Mata 9, Tomat Buah
Cabai
Cipayung, Jawa Timur
Cabai Hijau, Cabai Keriting, Cabai Merah
Mentimun 
Jateng
Timun Suri
Bawang
Jawa Timur, Batu
Bawang Merah, Bawang Bombay, Bawang Putih
Sawi
Malang, Batu, Daerah Pegunungan
Sawi Daun, Sawi Daging
OBAT
Jahe
Sukabumi
Jahe Putih, Jahe Merah
Kunyit
Semarang
Kunyit Curcuma
Kencur
Boyolali, Jateng
Galesia 1, Galesia 2
Pinisilin
Malang, Sumbermanjing
Pinisilin Antibiotik
Kayu Putih 
Hutan Kalimantan
Kayu Putih
Itu tadi tanaman dan varietas unggulnya, mungkin Emezin-guys bisa menambahkan sendiri jika dirasa kurang. Nantikan artikel selanjutnya!

GOLONGAN DAN TRANSFUSI DARAH

PERTEMUAN 2

GOLONGAN DARAH DAN TRANSFUSI DARAH

Darah dibagi dalam berbagai golongan berdasrkan tipe antigen yang terdapat didalam sel.

Golongan Darah
Membran eritrosit mengandung dua antigen yaitu tipe-A dan tipe-B. antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibody yang terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibody plasma yang menyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b (zat anti-B).

Aglutinogen-A mempunyai enzim glikosil tranferase yang mengnadung asetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoprotennya. Aglutinogen-AB adalah golongan yang memiliki kedua jenis enzim tersebut.

Ahli imunologi (ilmu tentang kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokkan golongan darah manusia. Berdasarkan ADA ATAU TIDAK ADANYA AGLUTINOGEN maka golongan darah dikelompokkan menjadi golongan darah A, B, AB, dan O.
·         Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b dalam plasma darah.
·         Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam plasa darah.
·         Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan B, dan plasma darah tidak meiliki aglutinin.
·         Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki agutinogen-A dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin-a dan b.

Tabel Golongan Darah Berdasarkan Aglutinin dan Aglutinogen

Golongan Darah
Aglutinogen
Aglutinin
A
A
b
B
B
a
AB
A dan B
Tidak Ada
O
Tidak Ada
a dan b


Uji Golongan Darah
Uji golongan darah atau tes darah dilakukan untuk mengetahui golongan darah seseorang. Cara melakukan tes darah adalah dengan mengambil sampel darah orang yang akan di tes golongan darahnya, kemudian sampel darah tersebut ,masing- masing akan ditetesi oleh serum anti A, anti B dan anti AB. Serum tersebut identik dengan aglutinin sehingga serum tersebut dapat menggumpalkan darah apabila bercampur dengan darah yang memiliki aglutinogen yang sesuai.
Contohnya seseorang dengan golongan darah A jika ditetesi dengan serum anti A maka darahnya akan menggumpal, karena aglutinogen pada darah orang tersebut bercampur dengan serum anti A yang identik dengan aglutinin a. Sedangkan ketika ditetesi serum anti B darahnya tidak menggumpal karena orang tersebut tidak memiliki aglutinogen B sehingga serum anti B tidak menggumpalkan darah.


Tabel aglutinasi golongan darah dengan serum anti A, Anti B dan anti AB
Golongan Darah
Serum Anti A/ Aglutinin a
Serum anti B/ Aglutinin b
Serum anti AB/ Aglutinin ab
Aglutinogen
A
Menggumpal
Tidak Menggumpal
Menggumpal
A
B
Tidak Menggumpal
Menggumpal
Menggumpal
B
AB
Menggumpal
Menggumpal
Menggumpal
AB
O
Tidak Menggumpal
Tidak Menggumpal
Tidak Menggumpal
Tidak Ada



Gambar 2.1 Uji serum golongan darah ( Tes darah )

Metode Rhesus
Cara lain dalam mengelompokan golongan darah adalah dengan menggunakan metode Rhesus.
Tipe Rhesus ini pertama kali ditemukan pada eritrosit kera spesies Maccacus rhesus.
Rhesus positif (+) maka di dalam eritrositnya terdapat aglutinogen/ antigen rhesus (Disebut juga aglutinogen D). Rhesus negative (-) maka di dalam eritrositnya tidak terdapat aglutinogen/ antigen rhesus (Aglutinogen D).
Kira-kira 85% dari seluruh bangsa berkulit putih adalah Rh negatif, sedangkan pada bangsa Afrika yang berkulit hitam 100% adalah Rh positif.
Golongan darah rhesus ini dapat mempengaruhi keturunan dan jika terjadi ketidakcocokan maka dapat menyebabkan kelainan eritroblastosis fetalis.


Tabel Fenotip dan Genotip
               Macam Rhesus
                     Fenotip
                      Genotip
      Rhesus (+)
        Rhesus Positif
      Rh+Rh+ / Rh+Rh-
      Rhesus (-)
        Rhesus Negatif
      Rh-Rh-



Eritroblastosis Fetalis

Seorang ibu Rh- dan ayah Rh+ dapat memiliki janin yang Rh+. Selama kehamilan atau persalinan antigen Rh (aglutinogen Rh) dari bayi dapat masuk ke peredaran darah ibu melalui plasenta dan darah ibu akan bereaksi dengan memproduksi aglutinin anti Rh. Makin sering si ibu hamil maka akan semakin  banyak aglutinin Rh yang dibentuk si ibu.

Aglutinin Rh ini kemudian akan masuk kedalam peredaran darah janin melalui plasenta, dan akan menimbulkan aglutinasi dan hemolisis eritrosit janin, dan timbul anemia pada janin. Untuk mengatasi anemia ini, sum-sum merah, hati, limfa janin melepaskan eritroblas yang belum matang ke peredaran darah, sehingga timbul penyakit yang disebut eritroblastosis fetalis. Karena terjadi hemolisis maka kadar bilirubin janin dapat meingkat.

Kehamilan pertama biasanya hanya menimbulkan efek kecil terhadap janin, tetapi pada kehamilan-kehamilan berikutnya janin dapat mati didalam rahim.

Gambar 2.2 Proses terjadinya eritroblastosis fetalis

Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan DONOR dan yang menerima darah disebut RESIPIEN.
Donor perlu memperhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memperhaitkan jenis aglutinin dalam plasma darah.
Sebelum melakukan transfusi perlu menentukan golongan darah resipien dan golongan darah donor. Proses penentuan golongan darah dilakukan dengan cara Tes Darah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Setelah diketahui jenis golongan darah antara donor dan resipien barulah proses transfuse darah dapat dilakukan.


Bagan Transfusi Darah
Golongan darah O adalah DONOR UNIVERSAL karena dapat di transfusikan ke seluruh golongan darah
Golongan drah AB adalah RESIPIEN UNIVERSAL karena dapat menerima semua jenis golongan darah

Tabel aglutinasi dari berbagai golongan darah
Golongan Darah
Aglutinin A
Aglutinin B
O
Tidak Menggumpal
Tidak Menggumpal
A
Menggumpal
Tidak Menggumpal
B
Tidak Menggumpal
Menggumpal
AB
Menggumpal
Menggumpal

Dari bagan dan tabel diatas dapat kita ketahui dari dan ke golongan darah apa saja proses transfusi darah dapat terjadi.

Pada tabel melukiskan reaksi yang terjadi pada empat golongan darah yang berbeda. Golongan darah O, eritrositnya tidak mempunyai aglutinogen sehingga tidak dapat bereaksi dengan salah satu serum anti-A atau anti-B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen-A sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-A. Golongan darah AB mempunyai aglutinogen B sehingga beraglutinasi dengan kedua jenis aglutinin.

Golongan darah AB adalah resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditransfusikan kepada seluruh golongan darah. Tetapi transfusi darah yang terbaik adalah transfusi darah dari golongan darah yang sejenis. Jika transfuse dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda, meskipun itu memungkinkan, misalnya golongna darah O ditransfusikan ke golongan darah AB, masih mungkin terjadi penggumpalan walaupun sedikit.

Alasan terbanyak melakukan transfuse adalah karena penurunan volume darah. Transfusi juga sering digunakan untuk pengobatan anemia atau member resipien beberapa unsur lain dari darah.